Setiap kali saya mengajar sebuah kelompok ataupun
perorangan, saya menjumpai bahwa ada beberapa macam tipe orang yang dapat
menghambat proses belajar itu sendiri.
Tipe yang pertama adalah Si
"Tapi". Si Tapi adalah tipe orang yang mudah mengucapkan sesuatu
tanpa disertai dengan niat. "Menarik, saya ingin belajar donk.. Tapi nanti
saja ya.." adalah contoh kalimat yang biasa dilontarkan Si Tapi. Keinginan
sudah ada namun tanpa niat sehingga keinginan tersebut hanya sebatas ucapan
mulut. Dan sadar ataupun tidak bahwa kata "tapi" itu adalah
penghambat utamanya. "Saya ingin berubah tapi..", "saya ingin
belajar tapi.." ... Berulang-ulang Si Tapi hanya berpusat pada kata tapi
dan kalimat sesudahnya saja sehingga ia terlalu sibuk dengan \'tapi\'-nya tanpa
ada tindakan yang nyata. Ketika orang lain telah mulai belajar, Si Tapi ini tetap
masih \'jalan di tempat\' saja. Jika Si Tapi ini menghubungi dan berkata ingin
mempelajari sesuatu dari saya maka saya melihat bahwa sebagian besar dari
mereka akan melupakan sendiri niat mereka tersebut.
Tipe yang kedua adalah Si "Memang". Si Memang
adalah tipe orang yang menghambat dirinya dengan men-cap diri dengan sebuah
label terlebih dahulu di awal dan selama proses belajar. Contoh perkataan yang
biasa dilontarkan Si Memang ini adalah : "Ya habis bagaimana saya ‘kan
memang gaptek..". Mungkin hal tersebut terlihat sepele, namun tanpa
disadari bahwa hal tersebut dapat berdampak besar kepada diri orang tersebut.
Mayoritas tipe Si Memang ini akan tertahan dan sulit untuk maju. Setiap kali
dijelaskan, Si Memang telah menutupi dirinya sendiri dengan \'tameng\' label
tersebut. Seolah-olah karena memang sudah begitu maka mereka mudah melupakan
yang telah diajarkan dan malas melakukan usaha untuk mencatat. Di samping itu,
Si Memang juga kurang mempunyai keinginan untuk berpikir kritis dan
mengembangkan keingintahuannya . Si Memang ingin selalu \'disuapi\' dengan
informasi. Jika saya mengajar tipe Si Memang yang memang telah \'parah\' dalam
artian susah diubah mindset-nya, maka Si Memang akan menderita kerugian lain
yaitu ia hanya akan mendapatkan informasi/pelajaran umum saja, tidak mendalam.
Tipe ketiga adalah Si "Sok Tahu". Si Sok Tahu ini
adalah tipe orang yang mempunyai semangat ingin belajar yang tinggi bahkan
karena terlalu tingginya hingga tipe orang seperti ini terlalu menganggap
sepele hal-hal dasar seperti konsep dkk. Biasanya ditambah dengan besar
mulut.Mereka tidak terlalu ingin tahu mengenai konsep dan langsung ingin
membuat sebuah hal yang mereka anggap \'keren/canggih\'.
Sebagai contoh sederhana saya akan memberikan berdasarkan pengalaman saya. Suatu kali saya berkesempatan untuk mengajar tentang animasi 2 dimensi (2D) di sebuah himpunan mahasiswa. Dari awal saya telah tekankan bahwa mereka harus menguasai konsep terlebih dahulu karena yang namanya animasi itu baik 2D atau 3D akan sangat rawan terjadi kesalahan-kesalahan yang sebetulnya sepele diakibatkan oleh pemahaman konsep yang kurang kuat. Ada seorang mahasiswa yang memburu saya agar terus lanjut saja secara cepat tanpa dia kurang peduli dengan peserta lainnya. Ketika saya menjelaskan konsep dasar, dia terlalu asik dengan aktifitasnya sendiri di komputer. Ketika sudah mulai praktik untuk membuat animasi dasar, Si Sok Tahu ini berulang kali melakukan kesalahan yang sama akibat ketidaktahuan dia akan konsep padahal peserta lainnya yang mengikuti penjelasan konsep dari awal tidak mengalaminya. Dan pada akhirnya Si Sok Tahu ini akan bingung sendiri sehingga saya terpaksa berulang kali menjelaskan penjelasan yang sama terutama tentang konsep. Biasanya apabila Si Sok Tahu ini bertanya maka dia yang akan terakhir saya jawab pertanyaannya setelah pertanyaan peserta lain terjawab, tentu saja hal ini malah akan menghambat dirinya kan?
Sebagai contoh sederhana saya akan memberikan berdasarkan pengalaman saya. Suatu kali saya berkesempatan untuk mengajar tentang animasi 2 dimensi (2D) di sebuah himpunan mahasiswa. Dari awal saya telah tekankan bahwa mereka harus menguasai konsep terlebih dahulu karena yang namanya animasi itu baik 2D atau 3D akan sangat rawan terjadi kesalahan-kesalahan yang sebetulnya sepele diakibatkan oleh pemahaman konsep yang kurang kuat. Ada seorang mahasiswa yang memburu saya agar terus lanjut saja secara cepat tanpa dia kurang peduli dengan peserta lainnya. Ketika saya menjelaskan konsep dasar, dia terlalu asik dengan aktifitasnya sendiri di komputer. Ketika sudah mulai praktik untuk membuat animasi dasar, Si Sok Tahu ini berulang kali melakukan kesalahan yang sama akibat ketidaktahuan dia akan konsep padahal peserta lainnya yang mengikuti penjelasan konsep dari awal tidak mengalaminya. Dan pada akhirnya Si Sok Tahu ini akan bingung sendiri sehingga saya terpaksa berulang kali menjelaskan penjelasan yang sama terutama tentang konsep. Biasanya apabila Si Sok Tahu ini bertanya maka dia yang akan terakhir saya jawab pertanyaannya setelah pertanyaan peserta lain terjawab, tentu saja hal ini malah akan menghambat dirinya kan?
Tipe yang terakhir adalah Si "Niat Plus" , plus di
sini maksudnya adalah orang tersebut selain mempunyai niat yang kuat namun juga
memiliki komitmen serta kerendahan hati. Si Niat Plus ini sangat jarang saya
jumpai, namun bukan berarti tidak ada. Tipe seperti Si Niat Plus inilah yang
sekalipun dia belajar dari nol namun dengan tekadnya yang kuat serta kerendahan
hatinya maka ia dapat melampaui tipe-tipe orang sebelumnya. Dan saya sangat
menghargai Si Niat Plus ini sekalipun harus mengajarinya dari awal. Karena tipe
orang seperti ini mempunyai beberapa keunggulan lain yaitu daya pikirnya yang
kritis dan selalu ingin tahu namun tetap terbuka dan rendah hati untuk sharing
pengetahuan dari orang lain. Si Niat Plus ini juga mau untuk belajar dari
nol,termasuk dari konsep, sehingga Si Niat Plus ini akan lebih kreatif dalam
mengembangkan kreatifitasnya. Karena apa? Saya toh berangkat dari tipe ini
juga. Selama proses belajar saya yang cenderung otodidak maka saya belajar
bahwa semakin kita menjadi tipe Niat Plus, maka orang akan tidak segan-segan
untuk sharing ilmu mereka dengan kita.
Setelah saya mengajar orang, saya baru menyadari bahwa
memang benar bahwa saya menjadi lebih semangat untuk mengajar orang yang
mempunyai niat namun rendah hati karena semangat juang mereka beda. Berapakali
pun mereka harus mencoba, Si Niat Plus tetap akan terus berusaha mengembangkan
kemampuan mereka. Mereka tidak akan mudah menyerah di tengah jalan apabila
menemui hambatan ataupun kegagalan. Ketika mereka sudah beranjak pada level
selanjutnya, maka jangan heran apabila mereka dapat menghasilkan karya yang
seakan-akan rumit namun sebenarnya simple karena mereka mempunyai pemahaman
konsep serta teknikal secara bersamaan.
Sekarang.. Yang manakah tipe Anda?
Semua itu sebenarnya akan kembali kepada pilihan Anda sendiri. Tidak ada
seorang pun yang dapat mengubah Anda menjadi maju selain Anda sendiri.
Salam, Erika Jawaban.Com Moderator
(andriewongso.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar