Senin, 16 Juni 2014

Sintia Astarina Sukses dalam Novel

Sintia Astarina Sukses dalam Novel

I’m on my way to make my dreams happen


‘Nyanyian Hujan’, Novel karya Sintia Astarina ini sudah dijual di toko-toko buku terdekat. Mahasiswa dengan pekerjaan sebagai novelis ini sangat jarang ditemukan. Ia membangun prestasinya yang berawal dari mimpi dan imajinasi.Tantangan yang tersulit adalah menghadirkan niat di dalam diri sendiri dan merasa bingung untuk memprioritaskan antara kuliah atau novel.
Ilmu di saat kuliah sangat berguna untuknya. Ia jadi tahu banyak tentang jurnalistik dan bidang tulis-menulis. Apa yang didapatkan semasa kuliah bisa ia terapkan untuk prestasinya juga dan berbuah sangat baik hingga saat ini.

“Jika ingin mewujudkan mimpi, diperlukan kerja keras karena mimpi itu tidak akan terwujud secara instan. Semangat ya teman-teman, yuk wujudkan mimpi kita dan jadilah inspirasi bagi orang-orang di sekitar kita.” – Sintia Astarina

Facebook              :https://www.facebook.com/sintiaastarina4993
Twitter                  :https://twitter.com/sintiaastarina

Blog                      :http://sintia-astarina.blogspot.com




Deddy Sukses Membesarkan UMN Hoodie

Deddy Sukses Membesarkan UMN Hoodie

Pencapaian besar itu memerlukan pengorbanan


Ingin membuat sesuatu yang bisa mengidentitaskan mahasiswa UMN menjadi ide awal munculnya UMN Hoodie yang dicetuskan oleh Deddy Agustian Kusuma selaku pendiri UMN Hoodie. Hambatan yang harus dihadapinya adalah membagi waktu antara kuliah dengan mengurus bisnis.
Pembelajaran mengenai Public Relations sangat membantunya untuk menjalani bisnis ini. Ilmu-ilmu yang dipelajari di bangku kuliah sangat berguna dalam pengaplikasian di dunia bisnis atau entrepreneur.
“Mudah untuk mengeluarkan ide-ide brillian, bahkan orang malas pun pasti memiliki ide-ide. Namun yang sulit adalah ketika kita mau mengaplikasikan ide-ide yang sudah ada ke tindakan nyata, entah rasa malas ataupun perhitungan modal usaha, untung rugi, dll. Saran saya, tetaplah mencoba, yang pasti harus banyak berkorban. Pencapaian besar itu memerlukan pengorbanan dan harus giat.” -  Deddy Agustian Kusuma

Facebook              :https://www.facebook.com/UmnHoodie
Twitter                  :https://twitter.com/UMN_Hoodie

Blog                     :http://umnhoodie.wordpress.com





Meydianasari Cantik, Cerdas dan Berprestasi

Meydianasari
Cantik, Cerdas dan Berprestasi

Jangan pernah menjadikan sesuatu yang positif menjadi negatif selama kita membangun sebuah prestasi atau mimpi


Paras cantik, berintelektual, dan memiliki segudang prestasi menjadikan Meydianasari sebagai Miss Banten 2013 dan salah satu finalis Miss Indonesia 2013.Tantangan berat menjadi rintangan terbesar bagi dirinya, dimana ia harus melawan rasa takut di dalam dirinya sendiri. Karena baginya, tantangan terberat adalah melawan diri sendiri bukan orang lain.
Pelajaran yang didapat di bangku kuliah sangat berguna dalam membangun prestasi yang dimiliki saat ini. Public speaking menjadi bekal utama dalam membangun prestasi hingga saat ini.

 Just be your self! Percaya pada diri kamu sendiri. Jangan pernah ragu untuk melangkah dan gantungkan hidupmu sepenuhnya kepada Tuhan karena Dia tahu benar mana yang terbaik untuk jalan hidupmu. Teruslah bermimpi karena mimpi itu gratis dan setelah itu bangun dari mimpi itu jadikan semua menjadi sebuah kenyataan.” – Meydianasari

Twitter                  :https://twitter.com/meydianasari
Facebook              :https://www.facebook.com/magdaMEYDI
Askfm                   :http://ask.fm/meydianasari








TIPE PENGHAMBAT KEMAJUAN

Setiap kali saya mengajar sebuah kelompok ataupun perorangan, saya menjumpai bahwa ada beberapa macam tipe orang yang dapat menghambat proses belajar itu sendiri. 

cr: about.extension.org

Tipe yang pertama adalah Si "Tapi". Si Tapi adalah tipe orang yang mudah mengucapkan sesuatu tanpa disertai dengan niat. "Menarik, saya ingin belajar donk.. Tapi nanti saja ya.." adalah contoh kalimat yang biasa dilontarkan Si Tapi. Keinginan sudah ada namun tanpa niat sehingga keinginan tersebut hanya sebatas ucapan mulut. Dan sadar ataupun tidak bahwa kata "tapi" itu adalah penghambat utamanya. "Saya ingin berubah tapi..", "saya ingin belajar tapi.." ... Berulang-ulang Si Tapi hanya berpusat pada kata tapi dan kalimat sesudahnya saja sehingga ia terlalu sibuk dengan \'tapi\'-nya tanpa ada tindakan yang nyata. Ketika orang lain telah mulai belajar, Si Tapi ini tetap masih \'jalan di tempat\' saja. Jika Si Tapi ini menghubungi dan berkata ingin mempelajari sesuatu dari saya maka saya melihat bahwa sebagian besar dari mereka akan melupakan sendiri niat mereka tersebut.

Tipe yang kedua adalah Si "Memang". Si Memang adalah tipe orang yang menghambat dirinya dengan men-cap diri dengan sebuah label terlebih dahulu di awal dan selama proses belajar. Contoh perkataan yang biasa dilontarkan Si Memang ini adalah : "Ya habis bagaimana saya ‘kan memang gaptek..". Mungkin hal tersebut terlihat sepele, namun tanpa disadari bahwa hal tersebut dapat berdampak besar kepada diri orang tersebut. Mayoritas tipe Si Memang ini akan tertahan dan sulit untuk maju. Setiap kali dijelaskan, Si Memang telah menutupi dirinya sendiri dengan \'tameng\' label tersebut. Seolah-olah karena memang sudah begitu maka mereka mudah melupakan yang telah diajarkan dan malas melakukan usaha untuk mencatat. Di samping itu, Si Memang juga kurang mempunyai keinginan untuk berpikir kritis dan mengembangkan keingintahuannya . Si Memang ingin selalu \'disuapi\' dengan informasi. Jika saya mengajar tipe Si Memang yang memang telah \'parah\' dalam artian susah diubah mindset-nya, maka Si Memang akan menderita kerugian lain yaitu ia hanya akan mendapatkan informasi/pelajaran umum saja, tidak mendalam.

Tipe ketiga adalah Si "Sok Tahu". Si Sok Tahu ini adalah tipe orang yang mempunyai semangat ingin belajar yang tinggi bahkan karena terlalu tingginya hingga tipe orang seperti ini terlalu menganggap sepele hal-hal dasar seperti konsep dkk. Biasanya ditambah dengan besar mulut.Mereka tidak terlalu ingin tahu mengenai konsep dan langsung ingin membuat sebuah hal yang mereka anggap \'keren/canggih\'.

Sebagai contoh sederhana saya akan memberikan berdasarkan pengalaman saya. Suatu kali saya berkesempatan untuk mengajar tentang animasi 2 dimensi (2D) di sebuah himpunan mahasiswa. Dari awal saya telah tekankan bahwa mereka harus menguasai konsep terlebih dahulu karena yang namanya animasi itu baik 2D atau 3D akan sangat rawan terjadi kesalahan-kesalahan yang sebetulnya sepele diakibatkan oleh pemahaman konsep yang kurang kuat. Ada seorang mahasiswa yang memburu saya agar terus lanjut saja secara cepat tanpa dia kurang peduli dengan peserta lainnya. Ketika saya menjelaskan konsep dasar, dia terlalu asik dengan aktifitasnya sendiri di komputer. Ketika sudah mulai praktik untuk membuat animasi dasar, Si Sok Tahu ini berulang kali melakukan kesalahan yang sama akibat ketidaktahuan dia akan konsep padahal peserta lainnya yang mengikuti penjelasan konsep dari awal tidak mengalaminya. Dan pada akhirnya Si Sok Tahu ini akan bingung sendiri sehingga saya terpaksa berulang kali menjelaskan penjelasan yang sama terutama tentang konsep. Biasanya apabila Si Sok Tahu ini bertanya maka dia yang akan terakhir saya jawab pertanyaannya setelah pertanyaan peserta lain terjawab, tentu saja hal ini malah akan menghambat dirinya kan?

Tipe yang terakhir adalah Si "Niat Plus" , plus di sini maksudnya adalah orang tersebut selain mempunyai niat yang kuat namun juga memiliki komitmen serta kerendahan hati. Si Niat Plus ini sangat jarang saya jumpai, namun bukan berarti tidak ada. Tipe seperti Si Niat Plus inilah yang sekalipun dia belajar dari nol namun dengan tekadnya yang kuat serta kerendahan hatinya maka ia dapat melampaui tipe-tipe orang sebelumnya. Dan saya sangat menghargai Si Niat Plus ini sekalipun harus mengajarinya dari awal. Karena tipe orang seperti ini mempunyai beberapa keunggulan lain yaitu daya pikirnya yang kritis dan selalu ingin tahu namun tetap terbuka dan rendah hati untuk sharing pengetahuan dari orang lain. Si Niat Plus ini juga mau untuk belajar dari nol,termasuk dari konsep, sehingga Si Niat Plus ini akan lebih kreatif dalam mengembangkan kreatifitasnya. Karena apa? Saya toh berangkat dari tipe ini juga. Selama proses belajar saya yang cenderung otodidak maka saya belajar bahwa semakin kita menjadi tipe Niat Plus, maka orang akan tidak segan-segan untuk sharing ilmu mereka dengan kita.

Setelah saya mengajar orang, saya baru menyadari bahwa memang benar bahwa saya menjadi lebih semangat untuk mengajar orang yang mempunyai niat namun rendah hati karena semangat juang mereka beda. Berapakali pun mereka harus mencoba, Si Niat Plus tetap akan terus berusaha mengembangkan kemampuan mereka. Mereka tidak akan mudah menyerah di tengah jalan apabila menemui hambatan ataupun kegagalan. Ketika mereka sudah beranjak pada level selanjutnya, maka jangan heran apabila mereka dapat menghasilkan karya yang seakan-akan rumit namun sebenarnya simple karena mereka mempunyai pemahaman konsep serta teknikal secara bersamaan. 

Sekarang.. Yang manakah tipe Anda? Semua itu sebenarnya akan kembali kepada pilihan Anda sendiri. Tidak ada seorang pun yang dapat mengubah Anda menjadi maju selain Anda sendiri.

Salam, Erika Jawaban.Com Moderator

(andriewongso.com)

Are You Ready To Inspire?

Mengangkat kisah salah satu karya StayUp Production, tim Inspire mempersembahkan 

Inspire Video News Release

Are You Ready To Inspire?

STAY UP? YES WE WANT!



Cinematografi adalah salah satu peminatan jurusan yang ada di Desain Komunikasi Visual, Universitas Multimedia Nusantara. Kecintaan StayUp dalam bidang videografi membuat apa yang mereka pelajari di bangku kuliah begitu berguna dan berarti bagi karier dan prestasi mereka saat ini.

Andy Garcia, Albert Brando,dan Jovian Pangestu membangun karier ini ketika mereka dipertemukan dalam satu kelompok film di semester 3. Ketika mereka harus menentukan nama produksi, yang terpikirkan di benak mereka adalah “StayUp Late”. Selalu begadang dan kurang tidur itulah alasan mereka memilih nama tersebut. Akhirnya personil StayUp bertambah satu orang yaitu Chandra Timothy Liow. Waktu mempertemukan mereka ketika mereka berada dalam satu kepanitiaan.

Project awal mereka adalah wisuda Bina Nusantara International High School, dan dari itulah seiring dengan waktu project dan job datang dengan sendirinya. Waktu adalah tantangan terbesar mereka berempat. Status sebagai mahasiswa membuat mereka harus membagi waktu antara pekerjaan dan studi mereka, dan menurut Andy, Albert, Jovian, dan Chandra mengatur waktu untuk 4 orang adalah hal yang tidak mudah.

Menghadapi klien untuk pertama kali adalah pengalaman yang tak akan terlupakan bagi personil StayUp ini. Menemukan berbagai macam sifat klien membuat mereka terus belajar bahwa bekerja itu tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi mereka juga berkerja sama dengan orang lain.

Penghasilan yang mereka dapatkan selama bekerja, menambah pengalaman dalam dunia kerja, hingga dapat memanfaatkan apa yang telah dipelajari selama kuliah merupakan dampak-dampak positif yang di dapatkan oleh StayUp.

Chandra, Jovian, Albert, dan Andy

Personil StayUp berharap apa yang mereka kerjakan saat ini dapat terus berkarya hingga mereka lulus kuliah nanti. 

"Jangan pernah berhenti mencoba walaupun dalam keadaan susah sekalipun. Jika mendapatkan masalah dalam pekerjaan, hadapi dengan memikirkan solusi terbaik untuk masalah tersebut dan satu kompak dalam team."



Pentingkah Sebuah Prestasi?



Bicara soal prestasi tidak selalu berkaitan dengan pendidikan. Setiap individu punya pemahamannya sendiri mengenai apa itu yang dinamakan prestasi. Ada yang beranggapan dengan memiliki IP tinggi baru bisa dikatakan berprestasi, ada juga yang beranggapan jika berprestasi itu ketika bisa sukses di bidang akademik dan non akademik. Setiap orang punya caranya sendiri untuk memandang apa artinya berprestasi.

Apa prestasi hanya bicara soal itu? Soal nilai dan kepuasaan ketika mampu menjadi yang pertama. Terlalu sempit jika hanya berpandangan demikian. Prestasi mengarah pada hasil yang selama ini dilakukan dan telah dicapai. Ketika kita mampu menjadi lebih baik dari sebelumnya dan mengalami peningkatan itu juga dinamakan prestasi. Contohnya saja, ketika kemarin kita membuang waktu dengan hal yang tidak bermanfaat dan sekarang kita mencoba memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin. Itu juga dinamakan prestasi. Terlihat sederhana, tapi kita sudah mengalami peningkatan.

Sayangnya, sebagian orang menganggap bahwa prestasi harus berkaitan dengan hal-hal yang besar. Dikatakan berprestasi jika mampu menjadi mahasiswa terpintar di kampus dan memiliki IP cumlaude. Padahal tidak demikian, segala sesuatu harus dimulai dari yang kecil untuk kemudian bisa menjadi besar. Untuk itu, bicara soal prestasi tentu tidak selalu dari hal yang besar. Ketika kita mampu menjadi lebih baik, itu juga dinamakan prestasi.

Bicara soal mahasiswa dan kaitannya dengan prestasi tentu menjadi hal yang lumrah. Belum lagi arti mahasiswa sendiri, yaitu maha yang berarti teramat dan sangat, sedangkan siswa yang berarti pelajar. Artinya mahasiswa punya pencitraan yang luar biasa dari pendidikan. Pencitraan yang besar itu akan menjadi biasa saja ketika mahasiswa tidak sadar dan membuat dirinya tidak layak disebut mahasiswa.

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, prestasi bagi mahasiswa bisa dalam banyak hal. Bisa ketika mendapat IPK tertinggi, bisa juga ketika menjadi ketua BEM, atau yang lainnya, seperti kuliah sambil bekerja. Itu semua layak dikatakan berprestasi. Pencapaian pretasi tidak bisa hanya dilihat dengan nilai atau angka semata walaupun dalam bidang akademik standar nilai jelas dibutuhkan. Prestasi juga bisa dicapai didasarkan pada penilaian orang lain. Misalnya ketika sukses dalam bidang-bidang non akademik.

Dengan adanya pencapaian prestasi, mahasiswa tentu memiliki kebanggaan tersendiri. Hal ini dikarenakan, apa yang telah mereka perjuangkan membuahkan hasil yang memuaskan. Oleh karena itu, hampir semua universitas memberlakukan sistem beasiswa untuk mahasiswa yang berprestasi. Hal ini digunakan untuk memacu semangat mahasiswa agar menjadi yang terbaik. Sayangnya, tidak semua mahasiswa memiliki pemikiran yang serupa. Ada yang hanya mengejar title belaka tanpa memikirkan prestasi apa yang dapat dibanggakan.

Contohnya ketika mahasiswa hanya mengejar title, tapi tidak ada yang mereka mengerti ketika mengikuti perkuliahan. Yang mereka tahu hanyalah sebuah gelar untuk kelulusan. Banyak dari mereka yang beranggapan jika hasil dari kuliah hanyalah title. Inilah yang kemudian mengakibatkan banyak sarjana yang hanya menjadi pengangguran. Pola pikir yang salah ketika memandang prestasi menjadikan prestasi hanya untuk mereka yang pintar, kutu buku, atau orang yang berbakat di bidang tertentu. Dan inilah yang kemudian mematikan peran prestasi dalam diri mereka.


Ketika peran prestasi tertutup dalam diri mahasiswa, maka timbullah mahasiswa yang malas dan berpikir jika ketika wisuda nanti hanya ada keseragaman title dan juga piagam. Mereka lupa dengan kepuasan yang tidak didapat dari rasa malas. Bukan hanya prestasi yang penting, tapi jiwa terlatih yang terus berjuang untuk menjadi yang terbaik itulah yang menjadi pencapaian prestasi sesungguhnya. Prestasi hanya pencapaian akan sesuatu tapi yang terpenting dari pencapaian prestasi itu  adalah prosesnya. Itu yang kemudian menjadikan kita bisa menjadi yang terbaik dan menjadi bekal untuk kedepannya.

Oleh Yolanda Tanu Wadira, Jurnalistik UMN 2011